IAPPI Community On The Net
Ahlan wasahlan di forum IAPPI,
Anda belum masuk silakan login atau register.
Agar Anda bisa berpartisifasi dalam forum IAPPI ini.
IAPPI Community On The Net
Ahlan wasahlan di forum IAPPI,
Anda belum masuk silakan login atau register.
Agar Anda bisa berpartisifasi dalam forum IAPPI ini.
IAPPI Community On The Net
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Forum Komunikasi IAPPI Pesantren Persatuan Islam
 
IndeksGalleryLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 ''Mangkuk kayu''

Go down 
2 posters
PengirimMessage
iyang
Moderator
Moderator
iyang


Male Jumlah posting : 54
Registration date : 26.03.08

''Mangkuk kayu'' Empty
PostSubyek: ''Mangkuk kayu''   ''Mangkuk kayu'' EmptyMon 27 Oct - 9:03:50

Diceritakan
Pagi hari Asep telah siap di meja makan untuk sarapan pagi, menyantap masakan yang telah disediakan oleh istri tercintanya jenab. ngemil

Andi pun yang merupakan buah cinta asep dan istrinya, yang kini menginjak usia kurang lebih dua tahun jadi malu , selalu hadir di tengah di meja makan, dengan menu yang khusus. ngemil2

Tak ketinggalan Ayah asep, yang merupakan pensiunan pegawai negri yang kini usianya sudah lanjut, setelah ditinggal sang istri kini aseplah yang merupakan anak tunggal di keluarganya yang mempunyai kewajiban untuk mengurus sang ayah.

Kumpul keluarga di meja makan pagi ini nampaknya harus diakhiri seiring matahari yang semakin meninggi, asep harus segera bergegas menuju tempat kerja, sang istri bersiap-siap mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika malam tiba, suasana meja makan kembali ramai, seperti biasa, asep, ayahnya, jenab dan andi dengan lahap menikmati hidangan di meja makan.

Hari berganti minggu, berganti bulan, berganti tahun, andi kini sudah tumbuh besar dan semakin pintar saja dia, walaupun masih tergolong balita, dia sangat tanggap dan aktif, andi sudah pintar makan tanpa bantuan ibunya, sudah tidak ada makanan yang tercecer atau sekedar menumpahkan mangkuk sup. mondar mansdir

Sebaliknya dengan sang kakek, ayah asep yang semakin tua dan lemah, dengan tangan yang gemetar ia mengarahkan sinduk nakanan ke arah mulutnya, taplak meja makan tak luput dari air sup yang berceceran, terkadang dengan tidak sengaja tangannya menyenggol mangkuk sup hingga terjatuh pecah berhamburan.

Kumpul keluarga di meja makan kini nampaknya menjadi kurang nyaman bagi asep, kebiasaan yang dilakukan ayahnya di meja makan membuat asep kesal, duuuh belum lagi peralatan makan yang pecah bukan hanya satu atau dua kali satu atau dua mankuk.

Asep dengan kekesalannya, mengambil inisiatip untuk memisahkan meja makan untuk ayahnya, dengan meja makan khusus, salah satu pojok rumah, di bawah tangga, namun dapat terlihat dari meja makan keluarga. bukan hanya mejanya saja yang khusus, tapi dengan mangkuk yang khusus pula, mangkuk kayu yang sengaja asep beli dari pasar.

Suasana meja makan nampaknya kini terkendali bagi asep, dia tak harus risih dengan mangkuk yang terjatuh, atau makanan yang tercecer, walaupun terkadang terdengar suara mangkuk kayu milik ayahnya terjatuh, namun tak harus direpotkan dengan membersihkan pecahan kaca.

Mata andi sesekali melihat ke arah kakeknya dengan butiran air yang menggelinang di sudut matanya, nangiiiis tidak tega melihat kakeknya makan sendiri. begitu pula jenab, nangiiiis namun bagai mana lagi, ini keinginan dari suami tercintanya.

Suatu hari sepulang dari pekerjaannya, asep meluangkan diri untuk sekedar menemani andi bermain, saat itu ditemuinya andi sedang asyik bermain sendiri disebelah ibunya yang sedang merapihkan pakaian, spontan saja asep menghampiri anaknya dengan mainan yang berserakan dihadapannya,dilihatnya mainan mobil, kapal-kapalan dan semua jenis mainan yang biasa disenangi anak seusianya bahkan tidak ada yang disentuhnya, yang mengherankan asep, anaknya malah asyik dengan mainan dari kayu, dengan meja mainan kecil. aneh

Memecah rasa penasarannya asep bertanya kepada anaknya,"Sedang main apa nak?" hhmmm
andi pun menjawab dengan lantang, "Kalau andi sudah besar andi akan menyiapkan meja makan khusus untuk ayah, dan ini mangkuknya khusus dari kayu!", sahut andi. Asep pun hanya bisa tertegun mendengar jawaban anaknya, air mata mengalir di pipinya, terharu begitu pula jenab yang sedari tadi melihat kearah asep dan anaknya, dengan nada terbata-bata asep dan jenab ber istighfar ''Astaghfirullah", dengan serentak asep merangkul keras anaknya, jenabpun mengikuti sambil tak henti menyucurkan air mata. usapi Andi hanya bengon dan heran melihat ayah dan ibunya secara tiba-tiba merangkulnya sambil menangis aneh .
dengan isak tangis asep dan jenab menuju kamar ayahnya, bersungkur di bawah kaki ayahnya, ayah asep pun juga heran, dengan serentak asep mengutarakan semuanya dan meminta maaf atas perbuatannya. terharu

Semenjak hari itu, asep membuang mangkuk kayu ayahnya, meja makannya pun kini sudah tidak digunakan lagi,
kini ayahnya ikut kembali makan bersama asep jenab dan andi, walaupun masih tetap ada makanan yang ter cecer, asep pun maklum. yeees

Gurauan andi balita yang cerdas di meja makan;
''Dulu waktu bapa masih kecil makannya sama kan berantakan kaya andi dan kake?, tapi kake ngga marahkan?, sekarang giliran kake makan berantakan kenapa bapa harus kesel, ko ke andi ngga? nanti juga kalo bapa sudah jadi kake dan makannya berantakan, andi ngga bakal kesel dan marah ke bapa, sama seperti bapa sekarang yang ngga kesel dan marah liat makan kake yang berantakan!" benerkan! pusing dah

"Mudah-mudahan mangkuk kayu hanya menjadi sebuah cerita''

:disadur dari cerita "unknow author"
Kembali Ke Atas Go down
shanszener
Admin
Admin
shanszener


Male Jumlah posting : 70
Registration date : 16.02.08

''Mangkuk kayu'' Empty
PostSubyek: Re: ''Mangkuk kayu''   ''Mangkuk kayu'' EmptyTue 4 Nov - 5:27:12

Keep Post, sahabat
Kembali Ke Atas Go down
http://beker07.wordpress.com.com
 
''Mangkuk kayu''
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
IAPPI Community On The Net :: Gaul dan Gaya Hidup Islami :: Bina Keluarga-
Navigasi: